MAKALAH BAHAYA MINUMAN ALKOHOL

MAKALAH BAHAYA MINUMAN ALKOHOL - Hallo sahabat CONDENPE, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul MAKALAH BAHAYA MINUMAN ALKOHOL , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : MAKALAH BAHAYA MINUMAN ALKOHOL
link : MAKALAH BAHAYA MINUMAN ALKOHOL

Kamu Bisa Download File MAKALAH BAHAYA MINUMAN ALKOHOL di bawah ini !

Baca juga


MAKALAH BAHAYA MINUMAN ALKOHOL



BAB I PENDAHULUAN

1.1     LATAR BELAKANG
Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di belahan dunia. Mayoritas perokok di seluruh dunia ini 47% adalah populasi pria sedangkan 12% adalah populasi wanita dengan berbagai kategori umur. Berbagai alasan orang merokok beraneka ragam, di kalangan remaja ini adalah faktor gengsi dan agar disebut “jagoan”, malahan ada satu pepatah menarik yang digunkan sebagai pembenar atas kebiasaan merokok yaitu “ada ayam jago di atas genteng, tidak merokok tidak ganteng”. Adapun berbagai alasan dan faktor penyebab untuk merokok di atas biasanya kalah, seandainya beradu argumen dengan pakar yang ahli tentang potensi berbahaya atas apa ditimbulkan dari kebiasaan merokok baik bagi dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.
Harus diakui banyak perokok yang mengatakan bahwa merokok itu enak, tetapi dari sekian banyak pamflet, selebaran, kampanye anti rokok, sampai ke bungkus rokoknya diberi peringatan akan bahaya kesehatan dari rokok, tetap tak bisa mengubris secara massal berkurangnya kebiasaan merokok dan jumlah perokok. Apabila semua orang dapat menghentikan kebiasaan buruk mereka untuk merokok maka, kesehatan mereka bisa lebih terjamin.

1.2    RUMUSAN MASALAH
1.                  Apa itu remaja dan rokok?
2.                  Faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku remaja untuk merokok?
3.                  Zat apa yang terkandung di dalam rokok?
4.                  Apa dampak dari merokok?
5.                  Penyakit apa yang dapat dialami oleh remaja?
6.                  Upaya apa yang dapat dilakukan bagi untuk menghentikan kebiasaan merokok pada remaja?

1.3    TUJUAN PENELITIAN
1.                  Untuk mengetahui apa itu remaja dan rokok.
2.                  Untuk mengetahui faktor –faktor penyebab perilaku merokok pada remaja.
3.                  Untuk mengetahui bahaya merokok pada remaja.
4.                  Untuk mengetahui kandungan zat-zat berbahaya dalam rokok.

1.4    METODE PENELITIAN
Kajian pustaka, di mana kami mencari berbagai referensi pada buku dan internet.

1.5    MANFAAT PENELITIAN
1.                  Agar pembaca dapat mengetahui kandungan , serta dampak merokok pada remaja.
2.                  Agar pembaca dapat mengetahui faktor-faktor merokok pada remaja.

1.6    SISTEMATIKA PENULISAN
Bab 1 pendahuluan
1.1     latar belakang
1.2    perumusan masalah
1.3    tujuan penelitian
1.4    metode penelitian
1.5    manfaat penelitian
1.6    sistematika penulisan


bab II REMAJA DAN ROKOK
2.1    REMAJA
2.1.1       pengertian remaja
2.1.2      dimensi perkembangan remaja
2.2   ROKOK
2.2.1      sejarah rokok
2.2.2     pengertian rokok
2.2.3     kandungan rokok
2.2.4    cara kerja rokok
2.2.5     penyakit yang dapat disebabkan oleh rokok
2.3   PENYEBAB REMAJ A MEROKOK
2.4   DAMPAK MEROKOK TERHADAP REMAJA
2.5    UPAYA MENGATASI PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA

bab III PENUTUP
3.1 kesimpulan
3.2 saran

BAB II REMAJA DAN ROKOK

2.1 REMAJA
2.1.1 PENGERTIAN REMAJA
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pasa masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.

2.1.2 DIMENSI PERKEMBANGAN REMAJA
Untuk memahami  remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi dimensi tersebut.

·         Dimensi Biologis
Pada  saat  seorang  anak  memasuki  masa  pubertas  yang  ditandai  dengan
menstruasi  pertama  pada  remaja  putri  atau  pun  perubahan  suara  pada  remaja putra,  secara  biologis  dia  mengalami  perubahan  yang  sangat  besar.   Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi. Pada  masa  pubertas,  hormon  seseorang  menjadi  aktif  dalam  memproduksi dua jenis  hormon  (gonadotrophins  atau gonadotrophic  hormones)  yang berhubungan  dengan  pertumbuhan,  yaitu: 1) Follicle-Stimulating  Hormone (FSH); dan 2). Luteinizing Hormone (LH).  Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang pertumbuhan  estrogen dan  progesterone: dua jenis hormon kewanitaan.   
Pada  anak  lelaki, Luteinizing  Hormone  yang  juga  dinamakan Interstitial-Cell  Stimulating  Hormone  (ICSH)  merangsang  pertumbuhan testosterone.Pertumbuhan  secara  cepat  dari  hormon-hormon  tersebut  di  atas  merubah sistem  biologis  seorang  anak.  Anak  perempuan  akan  mendapat  menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan  fisik  seperti  payudara  mulai  berkembang,  dll.   Anak  lelaki  mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya yang berhubungan dengan  tumbuhnya  hormon  testosterone.    Bentuk  fisik  mereka  akan  berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.


·         Dimensi Kognitif
Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli
perkembangan  kognitif)  merupakan  periode  terakhir  dan  tertinggi  dalam  tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal operations).
Pada  periode  ini,  idealnya  para  remaja  sudah  memiliki  pola  pikir  sendiri dalam  usaha  memecahkan  masalah-masalah  yang  kompleks  dan  abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan  mudah  dapat  membayangkan  banyak  alternatif  pemecahan  masalah beserta  kemungkinan  akibat  atau  hasilnya.  
Kapasitas  berpikir  secara  logis  dan abstrak  mereka  berkembang  sehingga  mereka  mampu  berpikir  multi-dimensi  seperti  ilmuwan.   Para  remaja  tidak  lagi  menerima  informasi  apa  adanya,  tetapi  mereka  akan  memproses  informasi  itu  serta  mengadaptasikannya  dengan pemikiran  mereka  sendiri.   Mereka  juga  mampu  mengintegrasikan  pengalaman masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana  untuk  masa  depan.  Dengan  kemampuan  operasional  formal  ini,  para  remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka. 
Pada kenyataan, di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) masih sangat  banyak  remaja  (bahkan  orang  dewasa)  yang  belum  mampu  sepenuhnya mencapai  tahap  perkembangan  kognitif  operasional  formal  ini. Sebagian  masih tertinggal  pada  tahap  perkembangan  sebelumnya,  yaitu  operasional  konkrit,  dimana  pola  pikir  yang  digunakan  masih  sangat  sederhana  dan  belum  mampu melihat  masalah  dari  berbagai  dimensi. 
Hal  ini  bisa  saja  diakibatkan  sistem pendidikan  di  Indonesia  yang  tidak  banyak  menggunakan  metode belajar-mengajar satu arah (ceramah) dan kurangnya perhatian pada pengembangan cara berpikir  anak.  penyebab  lainnya  bisa  juga  diakibatkan  oleh  pola  asuh  orangtua yang cenderung masih memperlakukan remaja sebagai anak-anak, sehingga anak tidak  memiliki  keleluasan  dalam  memenuhi  tugas  perkembangan  sesuai  dengan usia  dan  mentalnya.  Semestinya,  seorang  remaja  sudah  harus  mampu  mencapai  tahap  pemikiran  abstrak  supaya  saat  mereka   lulus  sekolah  menengah,  sudah terbiasa berpikir kritis dan mampu untuk menganalisis masalah dan mencari solusi terbaik.

                                            
·         Dimensi Moral
Masa  remaja  adalah  periode  dimana  seseorang  mulai  bertanya-tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi  pembentukan  nilai  diri  mereka.    Elliot  Turiel  (1978)  menyatakan  bahwa para  remaja  mulai  membuat  penilaian  tersendiri  dalam  menghadapi  masalah-
masalah  populer  yang  berkenaan  dengan  lingkungan  mereka,  misalnya: politik, kemanusiaan,  perang,  keadaan  sosial,  dsb.   Remaja  tidak  lagi  menerima  hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama  ini  tanpa  bantahan.   Remaja  mulai  mempertanyakan  keabsahan  pemikiran  yang ada  dan  mempertimbangan  lebih  banyak  alternatif  lainnya. Secara  kritis,  remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal  yang  selama  ini  diajarkan  dan  ditanamkan  kepadanya.  
Sebagian  besar para  remaja  mulai melihat adanya “kenyataan”  lain  di luar dari  yang  selama  ini diketahui  dan  dipercayainya.   Ia  akan  melihat  bahwa  ada  banyak  aspek  dalam melihat  hidup  dan  beragam  jenis  pemikiran  yang  lain.   Baginya  dunia  menjadi lebih luas dan seringkali membingungkan, terutama jika ia terbiasa dididik dalam suatu lingkungan tertentu saja selama masa kanak-kanak. Kemampuan berpikir dalam dimensi moral (moral reasoning) pada remaja berkembang  karena  mereka  mulai  melihat  adanya  kejanggalan  dan ketidakseimbangan  antara  yang  mereka  percayai dahulu  dengan  kenyataan  yang ada di sekitarnya.  Mereka lalu merasa perlu mempertanyakan dan merekonstruksi pola  pikir  dengan  “kenyataan”  yang  baru.    Perubahan  inilah  yang  seringkali mendasari  sikap  "pemberontakan"  remaja  terhadap  peraturan  atau  otoritas  yang selama  ini  diterima  bulat-bulat.  Misalnya,  jika  sejak  kecil  pada  seorang  anak diterapkan sebuah nilai moral yang mengatakan bahwa korupsi itu tidak baik.
Pada  masa  remaja  ia  akan  mempertanyakan  mengapa  dunia  sekelilingnya membiarkan korupsi itu tumbuh subur bahkan sangat mungkin korupsi itu dinilai baik dalam suatu kondisi tertentu.  Hal ini tentu saja akan menimbulkan konflik nilai  bagi  sang  remaja.  Konflik  nilai  dalam  diri  remaja  ini  lambat  laun  akan menjadi  sebuah  masalah  besar,  jika  remaja  tidak  menemukan  jalan
keluarnya.  Kemungkinan  remaja  untuk  tidak  lagi  mempercayai  nilai-nilai  yang ditanamkan  oleh  orangtua  atau  pendidik  sejak  masa  kanak-kanak   akan  sangat besar  jika  orangtua  atau  pendidik  tidak  mampu  memberikan  penjelasan  yang logis,  apalagi  jika  lingkungan  sekitarnya  tidak  mendukung  penerapan  nilai-nilai tersebut.
Peranan orangtua atau pendidik amatlah besar dalam memberikan alternatif jawaban  dari  hal-hal  yang  dipertanyakan  oleh  putra-putri  remajanya.   Orangtua yang bijak akan memberikan lebih dari satu jawaban dan alternatif supaya remaja itu  bisa  berpikir  lebih  jauh  dan  memilih  yang  terbaik.   Orangtua  yang  tidak
mampu  memberikan  penjelasan  dengan  bijak  dan  bersikap  kaku  akan membuat sang remaja bingung. Remaja tersebut akan mencari jawaban di luar lingkaran orangtua dan nilai yang dianutnya. Ini bisa menjadi berbahaya jika “lingkungan baru” memberi jawaban yang tidak diinginkan atau bertentangan dengan yang diberikan oleh orangtua. Konflik dengan orangtua mungkin akan mulai menajam.

·         Dimensi Psikologis
Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi Csikzentmihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah mood “senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”. Sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan mood (swing) yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah atau kegiatan sehari hari di rumah. Meski mood remaja yang mudah berubah ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis.
Dalam hal kesadaran diri, pada masa remaja para remaja mengalami perubahan yang dramastis dalam kesadaran diri mereka. Mereka sangat rentan terhadap pendapat orang lain karena mereka menganggap bahwa orang lain sangat mengagumi atau selalu mengkritik mereka seperti mereka mengagumi atau mengkritik diri mereka sendiri.anggapan itu membuat remaja sangat memperhatikan diri mereka dan citra yang direfleksikan. Remaja cenderung untuk menganggap diri mereka sangat unik dan bahkan percaya keunikan mereka akan berakhir dengan kesuksesan dan ketenaran. Remaja putri akan bersolek berjam jam di hadapan cermin karena ia percaya orang kan melirik dan tertarik pada kecantikannya, sedang remaja putra akan membayanfkan dirinya dikagumi lawan jenisnya jika ia terlihat unik dan “hebat”.  Pada usia 16 tahun ke atas, keeksetrikan remaja akan berkurang dengan sendirinya jika ia sering dihadapkan dengan dunia nyata.
Pada saat itu, remaja akan mulai sadar bahwa orang lain ternyata memiliki dunia tersendiri dan tidak selalu sama dengan yang dihadapi atau pun dipikirkannya. Anggapan remaja bahwa mereka selalu diperhatikan oleh orang lain kemudian menjadi tidak berdasar. Pada saat inilah, remaja mulai dihadapkan dengan realita dan tantangan untuk menyesuaikan impian dan angan-angan mereka dengan kenyataan.
Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka.
Tindakan impulsif sering dilakukan; sebagian karena mereka tidak sadar dan belum biasa memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka panjang. Remaja yang diberi kesempatan untuk mempertangung-jawabkan perbuatan mereka, akan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih berhati-hati, lebih percaya-diri, dan mampu bertanggung-jawab. Rasa percaya diri dan rasa tanggung-jawab inilah yang sangat dibutuhkan sebagai dasar pembentukan jati-diri positif pada remaja. Kelak, ia akan tumbuh dengan penilaian positif pada diri sendiri dan rasa hormat pada orang lain dan lingkungan.
Bimbingan orang yang lebih tua sangat dibutuhkan oleh remaja sebagai acuan bagaimana menghadapi masalah itu sebagai “seseorang yang baru”; berbagai nasihat dan berbagai cara akan dicari untuk dicobanya. Remaja akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh para “idola”nya untuk menyelesaikan masalah seperti itu. Pemilihan idola ini juga akan menjadi sangat penting bagi remaja.



2.2 ROKOK
2.2.1 SEJARAH ROKOK
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.


2.2.2 PENGERTIAN ROKOK
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.


2.2.3 KANDUNGAN ROKOK



 

Rokok mengandung kurang lebih 4000 lebih elemen-elemen dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida. Selain itu, dalam sebatang rokok juga mengandung bahan-bahan kimia lain yang tak kalah beracunnya.
Zat-zat beracun yang terdapat dalam rokok antara lain adalah sebagai berikut :

1. Karbon monoksida (CO).
Gas CO adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas CO yang dihasilkan sebatang rokok dapat mencapai 3 – 6%, gas ini dapat di hisap oleh siapa saja. Oleh orang yang merokok atau orang yang terdekat dengan si perokok, atau orang yang berada dalam satu ruangan. Seorang yang merokok hanya akan menghisap 1/3 bagian saja, yaitu arus yang tengah atau mid-stream, sedangkan arus pinggir (side – stream) akan tetap berada diluar. Sesudah itu perokok tidak akan menelan semua asap tetapi ia semburkan lagi keluar.

Gas CO mempunyai kemampuan mengikat hemoglobin (Hb) yang terdapat dalam sel darah merah (eritrosit) lebih kuat dibanding oksigen, sehingga setiap ada asap rokok disamping kadar oksigen udara yang sudah berkurang, ditambah lagi sel darah merah akan semakin kekurangan oksigen, oleh karena yang diangkut adalah CO dan bukan O2 (oksigen). Sel tubuh yang menderita kekurangan oksigen akan berusaha meningkatkan yaitu melalui kompensasi pembuluh darah dengan jalan menciut atau spasme. Bila proses spasme berlangsung lama dan terus menerus maka pembuluh darah akan mudah rusak dengan terjadinya proses aterosklerosis (penyempitan). Penyempitan pembuluh darah akan terjadi dimana-mana. Di otak, di jantung, di paru, di ginjal, di kaki, di saluran peranakan, di ari-ari pada wanita hamil.

2. Nikotin
Nikotin yang terkandung di dalam asap rokok antara 0.5 – 3 ng, dan semuanya diserap, sehingga di dalam cairan darah atau plasma antara 40 – 50 ng/ml.
Nikotin bukan merupakan komponen karsinogenik. Hasil pembusukan panas dari nikotin seperti dibensakridin, dibensokarbasol, dan nitrosamin-lah yang bersifat karsinogenik. Pada paru, nikotin dapat menghambat aktivitas silia. Seperti halnya heroin dan kokain, nikotin juga memiliki karakteristik efek adiktif dan psikoaktif. Perokok akan merasakan kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan keterikatan fisik. Hal itulah yang menyebabkan mengapa sekali merokok susah untuk berhenti.

Efek nikotin menyebabkan perangsangan terhadap hormon kathekolamin (adrenalin) yang bersifat memacu jantung dan tekanan darah. Jantung tidak diberikan kesempatan istirahat dan tekanan darah akan semakin meninggi, berakibat timbulnya hipertensi.
Efek lain merangsang berkelompoknya trombosit (sel pembekuan darah), trombosit akan menggumpal dan akhirnya akan menyumbat pembuluh darah yang sudah sempit akibat asap yang mengandung CO yang berasal dari rokok.

3. Tar
Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Kadar tar pada rokok antara 0,5-35 mg per batang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru-paru.

4. Kadmium
Kadmium adalah zat yang dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal.

5. Akrolein
Akrolein merupakan zat cair yang tidak berwarna seperti aldehid. Zat ini sedikit banyak mengandung kadar alcohol. Artinya, akrolein ini adalah alcohol yang cairannya telah diambil. Cairan ini sangat mengganggu kesehatan.

6. Amoniak
Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hydrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun yang ada pada ammonia sehingga jika masuk sedikit pun ke dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.

7. Asam Format
Asam format merupakan sejenis cairan tidak berwarna yang bergerak bebas dan dapat membuat lepuh. Cairan ini sangat tajam dan menusuk baunya. Zat ini dapat menyebabkan seseorang seperti merasa digigit semut.

8. Hidrogen Sianida/HCN
Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan dan merusak saluran pernapasan. Sianida adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja sianida dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian.

9. Nitrous Oxid
Nitrous oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan menyebabkan rasa sakit. Nitrous oxide ini adalah sejenis zat yang pada mulanya dapat digunakan sebagai pembius waktu melakukan operasi oleh dokter.

10. Formaldehid
Formaldehid adalah sejenis gas tidak berwarna dengan bau tajam. Gas ini tergolong sebagai pengawet dan pembasmi hama. Gas ini juga sangat beracun keras terhadap semua organisme hidup.

11. Fenol
Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organic seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan membahayakan karena fenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim.

12. Asetol
Asetol adalah hasil pemanasan aldehid (sejenis zat yang tidak berwarna yang bebas bergerak) dan mudah menguap dengan alcohol.

13. Hidrogen sulfida
Hidrogen sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (zat besi yang berisi pigmen).

14. Piridin
Piridin adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat ini dapat digunakan mengubah sifat alcohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.

15. Metil Klorida
Metil klorida adalah campuran dari zat-zat bervalensi satu antara hydrogen dan karbon merupakan unsurnya yang utama. Zat ini adalah senyawa organic yang beracun.

16. Metanol
Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan mudah terbakar. Meminum atau menghisap methanol mengakibatkan kebutaan dan bahkan kematian.
Beberapa zat kandungan rokoklainnya dikenal mempunyai efek yang merugikan tulang dan kulit. Anda mungkin terkejut untuk menemukan nama beberapa bahan kimia dalam asap rokok. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
1.        Sianida adalah senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.

2. Benzene juga dikenal sebagai bensol merupakan senyawa kimia organik yang mudah terbakar dan cairan tidak berwarna.

3. Cadmium sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif yang ditemukan baterai.

4. Metanol (alkohol kayu) adalah alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal sebagai metil alkohol.

5. Asetilena (bahan bakar yang digunakan dalam obor las) merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.

6. Amonia ditemukan di mana-mana di lingkungan tetapi sangat beracun dalam kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.

7. Formaldehida cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk mengawetkan mayat.

8. Hidrogen sianida adalah racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.

9. Arsenik adalah bahan yang terdapat dalam racun tikus.
2.2.4 CARA KERJA ROKOK
Ø  REAKSI PEMBAKARAN ROKOK
Proses pembakaran rokok tidaklah berbeda dengan proses pembakaran bahan-bahan padat lainnya. Rokok yang terbuat dari daun tembakau kering, kertas dan zat perasa, dapat dibentuk dari unsur Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N) dan Sulfur (S) serta unsur-unsur lain yang berjumlah kecil. Rokok secara keseluruhan dapat diformulasikan secara kimia yaitu sebagai (CvHwOtNySzSi).

Dua reaksi yang mungkin terjadi dalam proses merokok, yaitu:

Pertama adalah reaksi rokok dengan oksigen membentuk senyawa-senyawa seperti CO2, H2O, NOx, SOx, dan CO. Reaksi ini disebut reaksi pembakaran yang terjadi pada temperatur tinggi yaitu diatas 800oC. Reaksi ini terjadi pada bagian ujung atau permukaan rokok yang kontak dengan udara.

CvHwOtNySzSi + O2 -> CO2+ NOx+ H2O + SOx + SiO2 (abu) ((pada suhu 800oC))
Reaksi yang keduaadalah reaksi pemecahan struktur kimia rokok menjadi senyawa kimia lainnya. Reaksi ini terjadi akibat pemanasan dan ketiadaan oksigen. Reaksi ini lebih dikenal dengan pirolisa. Pirolisa berlangsung pada temperatur yang lebih rendah dari 800oC. Sehingga rentang terjadinya pirolisa pada bagian dalam rokok berada pada area temperatur 400-800oC. Ciri khas reaksi ini adalah menghasilkan ribuan senyawa kimia yang strukturnya komplek.

CvHwOtNySzSi -> 3000-an senyawa kimia lainnya + panas produk ((pada suhu 400-800oC))
reaksi pirolisa

Walaupun reaksi pirolisa tidak dominan dalam proses merokok, tetapi banyak senyawa yang dihasilkan tergolong pada senyawa kimia yang beracun yang mempunyai kemampuan berdifusi dalam darah. Proses difusi akan berlangsung terus selagi terdapat perbedaan konsentrasi. Tidak perlu disangkal lagi bahwa titik bahaya merokok ada pada pirolisa rokok. Sebenarnya produk pirolisa ini bisa terbakar bila produk melewati temperatur yang tinggi dan cukup akan Oksigen. Hal ini tidak terjadi dalam proses merokok karena proses hirup dan gas produk pada area temperatur 400-800oC langsung mengalir kearah mulut yang bertemperatur sekitar 37oC.

Selain reaksi kimia, juga terjadi proses penguapan uap air dan nikotin yang berlangsung pada temperatur antara 100-400oC. Nikotin yang menguap pada daerah temperatur di atas tidak dapat kesempatan untuk melalui temperatur tinggi dan tidak melalui proses pembakaran. Terkondensasinya uap nikotin dalam gas tergantung pada temperatur, konsentrasi uap nikotin dalam gas dan geometri saluran yang dilewati gas.

Pada temperatur dibawah 100oC nikotin sudah mengkondensasi, jadi sebenarnya sebelum gas memasuki mulut, kondensasi nikotin telah terjadi. Berdasarkan keseimbangan, tidak semua nikotin dalam gas terkondensasi sebelum memasuki mulut sehingga nantinya gas yang masuk dalam paru-paru masih mengandung nikotin. Sesampai di paru-paru, nikotin akan mengalami keseimbangan baru, dan akan terjadi kondensasi lagi.

Jadi, ditinjau secara proses pembakaran, proses merokok tidak ada bedanya dengan proses pembakaran kayu di dapur, proses pembakaran minyak tanah di kompor, proses pembakakaran batubara di industri semen, proses pembakaran gas alam di industri pemanas baja dan segala proses pembakaran yang melibatkan bahan bakar dan oksigen. Sangat ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan keseimbangan alam akibat proses pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi, tetapi dilain pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke paru- paru mereka.

2.2.5 PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH ROKOK
·                 Penyakit Jantung
Rokok juga merupakan salah satu penyebab utama serangan jantung. Kematian seorang perokok akibat penyakit jantung lebih banyak dibanding kematian akibat kanker paru-paru. Bahkan rokok rendah tar atau rendah nikotin tidak akan mengurangi risiko penyakit jantung. Karena beberapa dari rokok-rokok yang menggunakan filter meningkatkan jumlah karbon monoksida yang dihirup, yang membuat rokok tersebut bahkan lebih buruk untuk jantung daripada rokok yang tidak menggunakan filter.

Nikotin yang dikandung dalam sebatang rokok bisa membuat jantung Anda berdebar lebih cepat dan meningkatkan kebutuhan tubuh Anda akan oksigen. Asap rokok juga mengandung karbon monoksida yang beracun. Zat beracun ini berjalan menuju aliran darah dan sebenarnya menghalangi aliran oksigen ke jantung dan ke organ-organ penting lainnya. Nikotin dapat mempersempit pembuluh darah sehingga lebih memperlambat lagi aliran oksigen. Itu sebabnya para perokok memiliki risiko terkena penyakit jantung yang sangat tinggi.
·                 Kanker Paru-Paru
Asap rokok dari tembakau mengandung banyak zat kimia penyebab kanker. Asap yang diisap mengandung berbagai zat kimia yang dapat merusak paru-paru. Zat ini dapat memicu terjadinya kanker khususnya pada paru-paru. Kanker paru-paru merupakan kanker yang paling umum yang diakibatkan oleh merokok. Penyebaran kanker paru-paru dalam tubuh terjadi secara senyap hingga menjadi stadium yang lebih tinggi. Dalam banyak kasus, kanker paru-paru membunuh dengan cepat.
·                 Emfisema
Perokok berat yang sudah bertahun-tahun akan mengalami emfisema. Emfisema merupakan penyakit yang secara bertahap akan membuat paru-paru kehilangan elastisitasnya. Jika paru-paru kehilangan keelastikannya, maka akan sulit untuk mengeluarkan udara kotor. Tanda-tandanya adalah mulai mengalami kesulitan bernapas pada pagi dan malam hari. Lalu mudah terengah-engah. Tanda lainnya adalah sering mengalami flu berat, disertai dengan batuk yang berat, dan mungkin dengan bronkhitis kronis. Batuknya sering kali tidak berhenti dan menjadi kronis.
·                 Lebih Cepat Tua
Hasil penelitian terhadap para perokok menunjukkan bahwa wajah para perokok pria maupun wanita lebih cepat keriput dibandingkan mereka yang tidak merokok. Proses penuaan dini tersebut meningkat sesuai dengan kebiasaan dan jumlah batang rokok yang dihisap. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa para perokok berat memiliki keriput pada kulit hampir lima kali lipat dibandingkan orang yang tidak merokok. Bahkan proses penuaan dini sudah dimulai bagi para remaja yang merokok seperti kulit keriput, gigi menguning, dan nafas tak sedap.
·                 Kerusakan Tubuh
Dampak negatif merokok tidak hanya membahayakan paru-paru, jantung, dan saluran pernapasan. Kebiasaan merokok menurut penelitian bisa merusak jaringan tubuh lainnya. Belasan penyakit yang berkaitan dengan penggunaan tembakau bahkan mencakup pneumonia (radang paru-paru), penyakit gusi, leukemia, katarak, kanker ginjal, kanker serviks, dan sakit pada pankreas. Penyebabnya karena racun dari asap rokok menyebar ke mana-mana melalui aliran darah. Merokok dapat mengakibatkan penyakit di hampir setiap organ tubuh.
2.3 PENYEBAB REMAJA MEROKOK
Ada beberapa faktor faktor penyebab, yang mendorong remaja untuk merokok, di antaranya:

1.  Faktor orangtua dan keluarga
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294).
Selain itu, anak-anak yang mempunyai orang tua perokok, lebih rentan untuk terpengaruh dan mencontoh orang tuanya.

2.  Temanku merokok
Banyak fakta membuktikan bahwa remaja perokok, kemungkinan besar teman-temannya juga perokok, dan sebaliknya. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991).

3.  Pribadiku
Ada yang mencoba merokok hanya karena alasan ingin tahu. Mungkin juga karena ingin mengobati rasa sakit fisik maupun jiwa, mengusir bosan. Selain alasan tersebut, konformitas sosial juga menjadi pemicu. Orang yang memiliki skor tinggi pada tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).

4.  Iklan rokok ternyata...
Iklan-iklan di berbagai media yang memberikan gambaran bahwa perokok adalah lambang keglamouran, cowok banget, memicu remaja untuk ikut berperilaku seperti itu.
Nah, jika kamu sudah terperangkap dalam status perokok saat ini, tenang saja. Ada berbagai upaya pencegahan jika kamu ingin berubah.




2.4 DAMPAK MEROKOK TERHADAP REMAJA
·                              Bahaya kesehatan
Bahaya merokok bagi pelajar yang paling ditakutkan adalah dalam hal kesehatan. Seperti yang sudah diketahui, ada ribuan zat racun yang terkandung dari dalam rokok. Dari segala bahan berbahaya tersebut, kita pasti bisa terkena penyakit apa saja. Segala jenis kanker, gangguan pernafasan kronis, stroke, penyakit jantung, gangguan fungsi seksual, bronchitis, batuk dan masih banyak lagi. Efek tentang penurunan kesehatan ini memang tidak langsung dirasakan, tapi biasanya akan dirasakan ketika sudah dewasa atau tua. Bagi pelajar wanita yang nekat merokok, jangan heran apabila ketika sudah dewasa akan selalu mengalami keguguran bahkan melahirkan bayi cacat.
·                               Sosial dan Kejiwaan
Bahaya merokok bagi pelajar mencakup masalah sosial. Walau banyak yang beranggapan bahwa merokok adalah tindakan yang keren, banyak pula yang memandang sinis terhadap para perokok. Pelajar yang merokok bisa saja dijauhi oleh banyak teman karena kebiasaan buruknya ini. Peristiwa seperti ini tentu akan mempengaruhi kejiwaan seorang pelajar. Ia bisa saja menjadi tidak percaya diri, merasa dikucilkan atau malah akan menjadi pemarah dan pemberontak.
·                              Masalah Keuangan
Dengan adanya kebiasaan merokok pada remaja, banyak hal yang dapat dilakukan oleh remaja, untuk mendapatkan uang, untuk membeli rokok. Salah satu diantaranya; membohongi orangtua untuk mendapatkan uang dengan berbagai alasan kebutuhan sekolah.
2.5 UPAYA MENGATASI PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA
1.Pahami daya tariknya
Kadang-kadang merokok di kalangan remaja merupakan suatu bentuk pemberontakan atau cara agar diterima dalam kelompok pertemanan tertentu. Beberapa remaja merokok  untuk menurunkan berat badan atau agar merasa lebih baik. Yang lain merokok agar merasa keren atau mandiri. Untuk mengetahui apa yang Anda hadapi, tanyakan pada remaja Anda, bagaimana pendapatnya tentang merokok. Tanyakan apa ada teman-temannya yang  merokok. Hargai pilihan baiknya, dan bicarakan konsekuensi dari pilihan yang buruk.  Anda dapat berbicara dengan remaja Anda tentang bagaimana perusahaan-perusahaan rokok berusaha menciptakan ide-ide tertentu tentang merokok – seperti membayar aktor untuk merokok di film untuk membuat persepsi bahwa merokok itu  keren.
2. Katakan tidak rokok !
Walaupun Anda merasa seolah-olah remaja Anda tidak mendengar apa yang Anda katakan, tetapi nyatakanlah pendapat Anda. Katakan pada remaja Anda, merokok tidak diperbolehkan. Ketidaksetujuan Anda mungkin memiliki dampak yang lebih dari yang Anda pikirkan. Remaja yang orang tuanya menetapkan larangan merokok yang tegas cenderung  merokok lebih sedikit daripada remaja yang orangtuanya tidak menetapkan batasan. Hal yang sama berlaku untuk remaja yang merasa dekat dengan orangtua mereka.
3. Berilah contoh yang baik
Perokok remaja lebih umum ditemui pada remaja yang orangtuanya merokok. Jika Anda tidak merokok, teruskanlah. Jika Anda merokok, berhentilah sekarang. Tanyakan pada dokter Anda produk yang dapat membantu untuk berhenti merokok dan cara-cara lain untuk berhenti merokok. Sementara itu, jangan merokok di dalam rumah, di mobil atau di depan remaja Anda, dan jangan meninggalkan rokok di mana remaja Anda dapat menemukannya. Jelaskan ketidaksenangan Anda pada merokok dan bagaimana sulitnya untuk berhenti.
4. Tunjukkan keburukannya
Merokok bukanlah sesuatu yang glamor. Ingatkan remaja Anda bahwa merokok adalah kebiasaan yang kotor dan bau. Merokok menyebabkan nafas tak sedap. Merokok membuat pakaian dan rambut Anda berbau tak sedap dan gigi menguning. Merokok bisa memicu  batuk kronis serta menyisakan energi yang lebih sedikit untuk olahraga dan kegiatan lain yang Anda sukai.
5. Lakukan perhitungan
Merokok itu mahal. Bantu remaja Anda menghitung biaya mingguan, bulanan atau tahunan dari konsumsi sebungkus rokok sehari. Bandingkan biayanya dengan harga alat elektronik, pakaian atau hal lain yang dianggap penting oleh remaja.
6. Antisipasi tekanan teman
Teman yang merokok memang dapat meyakinkan remaja Anda untuk mengikutinya,  namun Anda dapat membantu remaja Anda untuk menolak rokok. Latihlah ia agar dapat menangani situasi yang sulit. Ajukan alasan sederhana seperti, “Tidak, terima kasih, saya tidak merokok.” Lebih sering remaja Anda berlatih menolak, semakin besar kemungkinan ia akan mengatakan tidak pada saatnya.
7. Garisbawahi masalah kecanduan
Kebanyakan remaja percaya bahwa mereka bisa berhenti merokok kapan saja mereka mau. Tapi remaja dapat kecanduan nikotin seperti halnya orang dewasa, sering kali dengan lebih cepat dan pada dosis nikotin yang relatif rendah. Dan sekali Anda kecanduan, sangatlah sulit untuk berhenti merokok.
8. Antisipasi masa depan
Remaja cenderung beranggapan bahwa hal-hal buruk hanya terjadi pada orang lain. Tapi konsekuensi jangka panjang merokok – seperti kanker, serangan jantung dan stroke – mungkin akan menjadi kenyataan ketika remaja Anda menjadi dewasa. Gunakan orang-orang terdekat, teman atau tetangga yang sakit sebagai contoh kehidupan nyata.
9. Kenali macam-macam rokok
Tembakau tanpa asap, rokok kretek dan rokok berperisa kadang-kadang secara keliru dianggap kurang berbahaya atau adiktif (menimbulkan kecanduan) daripada rokok tradisional. Merokok dengan menggunakan pipa adalah alternatif lain yang disebut lebih aman. Jangan biarkan remaja Anda tertipu. Seperti halnya rokok tradisional, produk ini adiktif dan dapat menyebabkan kanker serta masalah kesehatan lainnya. Produk seperti ini memberikan konsentrasi nikotin, karbon monoksida dan tar yang lebih tinggi daripada rokok tradisional.
10. Libatkan diri
Ambil sikap aktif untuk menolak merokok di kalangan remaja. Berpartisipasilah dalam kampanye anti-merokok. Dukung larangan merokok di tempat umum.
Jika remaja Anda sudah mulai merokok, jangan mengancam atau memberinya ultimatum. Sebaliknya, berilah dukungan. Cari tahu mengapa ia merokok dan kemudian bahas cara-cara untuk membantunya berhenti merokok, seperti bergaul dengan teman-teman yang tidak merokok atau terlibat dalam kegiatan-kegiatan baru. Menghentikan kebiasaan merokok saat remaja dengan cara yang benar adalah hal terbaik yang bisa dilakukan remaja Anda agar tetap sehat seumur hidupnya.
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada bab 2, dapat disimpulkan bahwa:
·    Kebiasaan merokok dikalangan remaja, merupakan hal yang dianggap biasa bagi mereka. Walau pun telah banyak beredar artikel, poster dan bahkan di bungkus rokoknya sendiri tentang bahaya merokok,  namun mereka tidak mengubrisnya secara baik, malah mengabaikannya.
·    Banyak akibat yang dapat ditimbulkan dari rokok itu sendiri, diantaranya berbagai macam penyakit, masalah sosial, kejiwaan, dan masalah keuangan
·    Ada berbagai upaya untuk mengatasi kebiasaan merokok pada remaja, namun tergantung dari pribadi masing masing remaja, apakah mereka sanggup menhilangkan kebiasaan merokok tersebut.
Selain kesimpulan yang dapat kami paparkan, ada pula beberapa saran dari kami, sebagai tanggapan atas masalah di atas;
·  Saran kami untuk remaja, mulailah dengan hidup sehat jangan memulai masa remaja dengan hal hal yang tidak berguna. Dan hargailah kesehatan anda, karena menjaga kesehatan  dari



Demikianlah Artikel MAKALAH BAHAYA MINUMAN ALKOHOL

Sekianlah artikel MAKALAH BAHAYA MINUMAN ALKOHOL kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel MAKALAH BAHAYA MINUMAN ALKOHOL dengan alamat link https://contoh-definisi-pengertian.blogspot.com/2016/01/makalah-bahaya-minuman-alkohol.html