Judul : TERJEMAH: THE PROTESTANT ETHIC AND THE SPIRIT OF CAPITALISM. PART I
link : TERJEMAH: THE PROTESTANT ETHIC AND THE SPIRIT OF CAPITALISM. PART I
TERJEMAH: THE PROTESTANT ETHIC AND THE SPIRIT OF CAPITALISM. PART I
PART I
PART II THE PRACTICAL ETHICS OF THE ASCETIC BRANCHES OF PROTESTANTISM
4. THE RELIGIOUS FOUNDATIONS OF WORLDLY ASCETICISM
In history there have been four principal forms of ascetic Protestantism (in the sense of word here used): (1) Calvinism in the form which it assumed in the main area of its influence in Western Europe, especially in the seventeenth century; (2) Pietism; (3) Methodism; (4) the sects growing out of the Baptist movement. (Dalam sejarah ada empat bentuk prinsip petapa protestan (dalam arti kata yang disini digunakan): (1) Calvinisme dalam bentuk yang diasumsikan dalam wilayah pengaruh utamanya di Eropa Barat, khususnya di abad ketujuh belas; (2) Aliran kesalehan; (3) Aliran metodis; (4) Sekte yang tumbuh dari gerakan Baptis). None of these movement was completely separated from the others, and even the distinction from the non-ascetic Churches of the Reformation is never perfectly clear. (Tidak satupun dari gerakan ini benar-benar dipisahkan dari yang lainnya, dan bahkan perbedaan dari yang bukan petapa gereja refornasi tidak pernah benar-benar bersih). Methodism, which first arose in the middle of the eighteenth century within the Established Chruch of England, was not, in the minds of its founders, intended to form a new Church, but only a new awakening of the ascetic spirit within the old.
(Aliran metodis, dimana pertama kali muncul ditengah abad delapan belas dalam mendirikan gereja Inggris, tidak, dalam fikiran pendirinya, bermaksud untuk membentuk sebuah gereja baru, tapi hanya sebuah kesadaran baru tentang semangat pertapa sampai tua). Only in the course of it become separate from the Anglican Church. (Hanya dalam jalan ini menjadi terpisah dari Gereja Inggris).
Pietism first splits off from the Calvinistic movement in England, and especially in Holland. (Aliran kesalehan pertama kali menusuk dari pergerakan Calvinisme di Inggris, dan khususnya di Belanda). It remained loosely connected with orthodoxy, shading off from it by imperceptible gradations, until at the end of the seventeenth century it was absorbed into Lutheranism under Spener’s leadership. (Itu tersisa hubungan yang longgar dengan orthodox, berubah sedikit-demi sedikit dari hubungan longgar tersebut oleh perubahan yang tak terlihat, hingga akhir abad tujuhbelas hal itu masih terserap dalam Lutheranisme dibawah kepeminpinan Spener). Though the dogmatic adjustment was not entirely satisfactory, it remained a movement within the Lutheran Church. (Meskipun menyetelan dogmatis tidak sepenuhnya memuaskan, itu menyisakan sebuah gerakan dalam Gereja Lutheran). Only the faction dominated by Zinzendorf, and affected by lingering Hussite and Calvinistic influences within the Moravian brotherhood, was forced, like Methodism against its will, to form a peculiar sort of sect. (Hanya golongan yang didominasi oleh Zinzendorf, dan dipengaruhi oleh Hussite yang masih melekat dan pengaruh Calvinisme dalam persaudaraan Moravian, dipaksa, seperti Aliran Metodis terhadap kemauannya, untuk membentuk sebuah sekte yang aneh). Calvinism and Baptism were at the beginning of their development sharply opposed to each other. (Aliran Calvin dan Aliran Baptis pada awalnya dalam perkembangannya menentang tajam kepada lainnya). But in the Baptism of the latter part of seventeenth century they were in close contact. (Tapi dalam aliran Baptis di bagian terakhir abad tujuh belas, mereka tidak ada(hilang) kontak). And even in the Independent sects of England and Holland at the beginning of the seventeent century the transition was not abrupt. (Dan bahkan dalam sekte yang independen Inggris dan Belanda pada awal abad tujuh belas transisi tidak secara tiba-tiba). As Pietism shows, the transition to Lutheranism is also gradual, and the same is true of Calvinism and the Anglican Church, though both in external character and in the spirit of its most logical adherents the latter is more closely related to Catholicism. (seperti yang diperlihatkan oleh aliran Kesalehan, transisi kepada Lutheranisme juga bertahap, dan hal sama adalah benar tentang Calvinisme dan Gereja Inggris, walaupun keduanya dalam karekater luarnya dan dalam semangatnnya dalam hal itu kesetiaannya lebih logis yang pada akhirnya lebih dekat dikaitkan dengan Chatolik). It is true that both the mass of the adherensts and especially the staunchest champions of that ascetic movement which, in the broadest sense of a highly ambiguous word, has been called Puritanism, did attack the foundations of Anglicanism; but even here the differences were only gradually worked out in the course of the struggle. (Itu benar bahwa kedua masa pengikut dan khususnya juara kesetiaan dari gerakan kesalehan dimana di dalam perluasan pengertian dari sebuah kata yang sangat ambigu, yang disebut Puritanisme, tidak menyerang pondasi Anglicanisme, tapi bahkan disini, perbedaan hanya bekerja secara bertahap dalam perjalanan perjuagan). Even if for the present we quite ignore the questions of government and organization which do not interest us here, the facts are just the same. (Bahkan jika untuk saat ini kita cukup mengabaikan pertanyaan pemerintah dan organisasi yang tidak berkepentingan disini, faktanya tetap sama). The dogmatic differences, even the most important, such as those over the doctrines of predestination and justification, were combined in the most complex ways, and even at the beginning of the seventeenth century regularly, though not without exception, prevented the maintenance of unity in the Church. (Perbedaan dogmatis, bahkan yang paling penting, sebagaimana yang doctrine takdirkan dan benarkan, dikombinasikan dalam jalan yang sangat komplek, dan bahkan secara tetap pada awal abad tujuh belas, tanpa ada pengecualian, dicegah pemeliharaan persatuan di dalam Gereja). Above all, the types of moral conduct in which we are interested may be found in a similar manner among the adherents of most various denominations, derived from any one of the four sources mentioned above, or a combination of several of them. (Yang terpenting, tipe-tipe moral tingkah laku yang mana kita tertarik mungkin ditemukan dalam sebuah cara yang serupa diantara pengikut/penganut yang paling berbagai denominasi(satuan/kaum/umat/golongan agama). We shall see that similar ethical maxims may be correlated with very different dogmatic foundations. (Kita akan melihat bahwa persamaan etika peribahasa mungkin berhubungan dengan sangat berbeda dasar-dasar dogmatis). Also the important literary tools for the saving of souls. Above all the casuistic compendian of the various denominations, influenced each other in the course of time, one finds great similarities in them, in spite of very great differences in actual conduct. (Juga alat literature penting untuk menyelamatkan orang, yang terpenting ringkasan kasuistik dari bergagai denomination (kelompok agama), saling terpengaruh selama waktu, satu menemukan persamaan yang hebat di dalamnya, dalam kedengkian yang sangat sungguh berbeda dalam tingkah laku actual).
LANJUTAN ADA DI LINK INI
JIKA ADA YANG SALAH TOLONG KASIH KOMENTAR PLUS PEMBENARANNYA YA GAN !!!!
PART II THE PRACTICAL ETHICS OF THE ASCETIC BRANCHES OF PROTESTANTISM
4. THE RELIGIOUS FOUNDATIONS OF WORLDLY ASCETICISM
In history there have been four principal forms of ascetic Protestantism (in the sense of word here used): (1) Calvinism in the form which it assumed in the main area of its influence in Western Europe, especially in the seventeenth century; (2) Pietism; (3) Methodism; (4) the sects growing out of the Baptist movement. (Dalam sejarah ada empat bentuk prinsip petapa protestan (dalam arti kata yang disini digunakan): (1) Calvinisme dalam bentuk yang diasumsikan dalam wilayah pengaruh utamanya di Eropa Barat, khususnya di abad ketujuh belas; (2) Aliran kesalehan; (3) Aliran metodis; (4) Sekte yang tumbuh dari gerakan Baptis). None of these movement was completely separated from the others, and even the distinction from the non-ascetic Churches of the Reformation is never perfectly clear. (Tidak satupun dari gerakan ini benar-benar dipisahkan dari yang lainnya, dan bahkan perbedaan dari yang bukan petapa gereja refornasi tidak pernah benar-benar bersih). Methodism, which first arose in the middle of the eighteenth century within the Established Chruch of England, was not, in the minds of its founders, intended to form a new Church, but only a new awakening of the ascetic spirit within the old.
(Aliran metodis, dimana pertama kali muncul ditengah abad delapan belas dalam mendirikan gereja Inggris, tidak, dalam fikiran pendirinya, bermaksud untuk membentuk sebuah gereja baru, tapi hanya sebuah kesadaran baru tentang semangat pertapa sampai tua). Only in the course of it become separate from the Anglican Church. (Hanya dalam jalan ini menjadi terpisah dari Gereja Inggris).
Pietism first splits off from the Calvinistic movement in England, and especially in Holland. (Aliran kesalehan pertama kali menusuk dari pergerakan Calvinisme di Inggris, dan khususnya di Belanda). It remained loosely connected with orthodoxy, shading off from it by imperceptible gradations, until at the end of the seventeenth century it was absorbed into Lutheranism under Spener’s leadership. (Itu tersisa hubungan yang longgar dengan orthodox, berubah sedikit-demi sedikit dari hubungan longgar tersebut oleh perubahan yang tak terlihat, hingga akhir abad tujuhbelas hal itu masih terserap dalam Lutheranisme dibawah kepeminpinan Spener). Though the dogmatic adjustment was not entirely satisfactory, it remained a movement within the Lutheran Church. (Meskipun menyetelan dogmatis tidak sepenuhnya memuaskan, itu menyisakan sebuah gerakan dalam Gereja Lutheran). Only the faction dominated by Zinzendorf, and affected by lingering Hussite and Calvinistic influences within the Moravian brotherhood, was forced, like Methodism against its will, to form a peculiar sort of sect. (Hanya golongan yang didominasi oleh Zinzendorf, dan dipengaruhi oleh Hussite yang masih melekat dan pengaruh Calvinisme dalam persaudaraan Moravian, dipaksa, seperti Aliran Metodis terhadap kemauannya, untuk membentuk sebuah sekte yang aneh). Calvinism and Baptism were at the beginning of their development sharply opposed to each other. (Aliran Calvin dan Aliran Baptis pada awalnya dalam perkembangannya menentang tajam kepada lainnya). But in the Baptism of the latter part of seventeenth century they were in close contact. (Tapi dalam aliran Baptis di bagian terakhir abad tujuh belas, mereka tidak ada(hilang) kontak). And even in the Independent sects of England and Holland at the beginning of the seventeent century the transition was not abrupt. (Dan bahkan dalam sekte yang independen Inggris dan Belanda pada awal abad tujuh belas transisi tidak secara tiba-tiba). As Pietism shows, the transition to Lutheranism is also gradual, and the same is true of Calvinism and the Anglican Church, though both in external character and in the spirit of its most logical adherents the latter is more closely related to Catholicism. (seperti yang diperlihatkan oleh aliran Kesalehan, transisi kepada Lutheranisme juga bertahap, dan hal sama adalah benar tentang Calvinisme dan Gereja Inggris, walaupun keduanya dalam karekater luarnya dan dalam semangatnnya dalam hal itu kesetiaannya lebih logis yang pada akhirnya lebih dekat dikaitkan dengan Chatolik). It is true that both the mass of the adherensts and especially the staunchest champions of that ascetic movement which, in the broadest sense of a highly ambiguous word, has been called Puritanism, did attack the foundations of Anglicanism; but even here the differences were only gradually worked out in the course of the struggle. (Itu benar bahwa kedua masa pengikut dan khususnya juara kesetiaan dari gerakan kesalehan dimana di dalam perluasan pengertian dari sebuah kata yang sangat ambigu, yang disebut Puritanisme, tidak menyerang pondasi Anglicanisme, tapi bahkan disini, perbedaan hanya bekerja secara bertahap dalam perjalanan perjuagan). Even if for the present we quite ignore the questions of government and organization which do not interest us here, the facts are just the same. (Bahkan jika untuk saat ini kita cukup mengabaikan pertanyaan pemerintah dan organisasi yang tidak berkepentingan disini, faktanya tetap sama). The dogmatic differences, even the most important, such as those over the doctrines of predestination and justification, were combined in the most complex ways, and even at the beginning of the seventeenth century regularly, though not without exception, prevented the maintenance of unity in the Church. (Perbedaan dogmatis, bahkan yang paling penting, sebagaimana yang doctrine takdirkan dan benarkan, dikombinasikan dalam jalan yang sangat komplek, dan bahkan secara tetap pada awal abad tujuh belas, tanpa ada pengecualian, dicegah pemeliharaan persatuan di dalam Gereja). Above all, the types of moral conduct in which we are interested may be found in a similar manner among the adherents of most various denominations, derived from any one of the four sources mentioned above, or a combination of several of them. (Yang terpenting, tipe-tipe moral tingkah laku yang mana kita tertarik mungkin ditemukan dalam sebuah cara yang serupa diantara pengikut/penganut yang paling berbagai denominasi(satuan/kaum/umat/golongan agama). We shall see that similar ethical maxims may be correlated with very different dogmatic foundations. (Kita akan melihat bahwa persamaan etika peribahasa mungkin berhubungan dengan sangat berbeda dasar-dasar dogmatis). Also the important literary tools for the saving of souls. Above all the casuistic compendian of the various denominations, influenced each other in the course of time, one finds great similarities in them, in spite of very great differences in actual conduct. (Juga alat literature penting untuk menyelamatkan orang, yang terpenting ringkasan kasuistik dari bergagai denomination (kelompok agama), saling terpengaruh selama waktu, satu menemukan persamaan yang hebat di dalamnya, dalam kedengkian yang sangat sungguh berbeda dalam tingkah laku actual).
LANJUTAN ADA DI LINK INI
JIKA ADA YANG SALAH TOLONG KASIH KOMENTAR PLUS PEMBENARANNYA YA GAN !!!!
Demikianlah Artikel TERJEMAH: THE PROTESTANT ETHIC AND THE SPIRIT OF CAPITALISM. PART I
Sekianlah artikel TERJEMAH: THE PROTESTANT ETHIC AND THE SPIRIT OF CAPITALISM. PART I kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel TERJEMAH: THE PROTESTANT ETHIC AND THE SPIRIT OF CAPITALISM. PART I dengan alamat link https://contoh-definisi-pengertian.blogspot.com/2014/11/terjemah-protestant-ethic-and-spirit-of_60.html