Judul : Haruskah Tawuran Menjadi “EkstraKulikuler”Bagi Pelajar ???(BI-01-SS-12)
link : Haruskah Tawuran Menjadi “EkstraKulikuler”Bagi Pelajar ???(BI-01-SS-12)
Haruskah Tawuran Menjadi “EkstraKulikuler”Bagi Pelajar ???(BI-01-SS-12)
Tawuran adalah suatu perkelahian antar banyak orang yang berkelompok. Sehingga tawuran bisa dikatakan sebagai ujung dari perseteruan atau perkelahian antar satu orang. Tentu dengan sebab yang bermacam-macam. Dan sudah pasti akan mengakibatkan banyak kerusakan. Yang lebih mengenaskan, nyawa manusia terancam hilang akibat tawuran.Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi tawuran di zaman sekarang justru di dominasi oleh kalangan pelajar.Dalam kasus terbaru yang melibatkan SMA 06 Jakarta dan SMA 70 Jakarta,bahkan sampai menelan korban jiwa.Tawuran bagi kedua SMA tersebut seakan telah menjadi budaya yang merakar dan membudaya.Pencegahan tawuran tidak bisa dilakukan dengan sekali tindak, sebab penyebab terjadinya perkelahian yang berujung dengan tawuran juga tidak dengan tiba- tiba. Membutuhkan kerjasama banyak pihak untuk mencegahnya. Berikut ini adalah cara mencegah dan menanggulangi tawuran:
1. Pendidikan dari Keluarga Sejak Dini
Keluarga merupakan lingkup lingkungan yang paling kecil. Hal-hal mendasar dari sikap baik atau buruknya seseorang berawal dari didikan lingkup keluarga. Oleh karena itu, pendidikan yang baik dari keluarga tentang kedisiplinan, tenggang rasa, dan saling menghormati sangat diperlukan. Terlebih dengan penanaman nilai keagamaan dalam kehidupan sehari- hari. Jika sudah sejak kecil sudah terbiasa akan didikan yang baik dan benar, maka insya Allah ketika dewasa seorang anak tidak akan bertindak yang melanggar norma agama maupun norma kehidupan.
2. Tanamkan Pendidikan Agama dan Perilaku dari Sekolah
Setelah keluarga berperan mendidik dengan benar, maka lingkungan selanjutnya yang bertanggungjawab adalah pihak sekolah atau perguruan tinggi. Anak usia sekolah biasanya suka bereksperimen dalam bergaul, sehingga jika tidak didukung oleh didikan dari sekolah yang benar bisa saja terjadi eksperimen yang berbahaya dan membahayakan. Tawuran misalnya. Bergaul dan berkumpul dengan sesama remaja sekolah di pinggir jalan (biasanya dilakukan setelah pulang sekolah) bisa menyebabkan saling ejek antara siswa satu sekolah dengan siswa sekolah lain yang berujung pada tawuran antar sekolah. Hal ini sangat biasa terjadi dalam lingkungan sekolah yang kurang menanamkan pendidikan agama dan pendidikan perilaku. Sebagian sekolah kurang memperhatikannya karena tuntutan kurikulum sekolah yang mengacu pada nilai akademik. Perubahan kurikulum sekolah dari Kemendiknas untuk memperbanyak pendidikan attitude sangat diperlukan, terutama pada tingkat Sekolah Dasar. Pihak sekolah juga seharusnya berinovasi semaksimal mungkin agar penanaman akhlak kepada siswanya bisa diterima dengan baik. Memilih Teman Bergaul dalam Masyarakat Lingkungan masyarakat ini yang paling luas cakupannya. Terkait dengan pergaulan seseorang. Tidak ada yang bisa memfilter pergaulan seseorang ketika sudah mengenal masyarakat luas. Istilahnya masyarakat itu merupakan alam bebas. Tak ada lagi istilah dituntun berjalan. Hanya pribadi masing-masing orang yang bisa mencegahnya. Hati-hati memilih kawan bergaul, harus selektif. Penanaman pendidikan perilaku mendasar sudah diberikan oleh keluarga dan sekolah. Memang antar semuanya saling terkait. Kita sebagai komponen masyarakat hendaknya selalu berusaha menasihati dan mengingatkan akan bahaya risiko akibat dari tawuran. Jangan sekali-kali beranggapan bahwa tawuran itu hal yang biasa, sudah tak perlu lagi diwaspadai. Tawuran merupakan bahaya turunan, jika anak-anak kita sudah berani bertindak kekerasan secara jamaah maka bukan mustahil cucu kita nanti juga akan menuruni sifat orangtuanya. Intinya, pendidikan agama dan attitude harus dilakukan kapanpun dan dimanapun oleh semua komponen luas baik itu keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat itu sendiri untuk mencegah terjadinya mencegah tawuran. Termasuk tanggungjawab kita, orang-orang yang masih berpikir logis bahwa tawuran itu hal yang tidak baik, berbahaya, dan merusak banyak fasilitas.
Jika pendidikan dari keluarga dan lingkungan sekolah seperti diatas diterapkan sejak dini kemungkinan tingkat tawuran kedepan akan berkurang.Selain itu menyiibukan diri dengan kegiatan-kegiatan positif yang berguna seperti ekstrakulikuler yang ada disekolah akan membuat kita terhindar dari kegiatan-kegiatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
Nama : I Made Wahyudi Subrata
NPM : 23210346
Kelas : 3EB10
REFRENSI : WWW.GOOGLE.COM
Demikianlah Artikel Haruskah Tawuran Menjadi “EkstraKulikuler”Bagi Pelajar ???(BI-01-SS-12)
Sekianlah artikel Haruskah Tawuran Menjadi “EkstraKulikuler”Bagi Pelajar ???(BI-01-SS-12) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Haruskah Tawuran Menjadi “EkstraKulikuler”Bagi Pelajar ???(BI-01-SS-12) dengan alamat link https://contoh-definisi-pengertian.blogspot.com/2012/10/haruskah-tawuran-menjadi.html