Judul : Pembenihan Sistem Blitar
link : Pembenihan Sistem Blitar
Pembenihan Sistem Blitar
Pada tahun 1980, seorang petani yang kreatif dengan daya ciptanya dapat menemukan cara tersendiri sehingga teknologi budi daya dapat ditingkatkan. Petani di Blitar (Jawa Timur) bernama Machfud Effendi, telah dikenal di kalangan para peternak lele karena ia telah membuat suatu model kolam pembenihan lele yang bentuk dan susunannya khas. Kolam itu dibuat di pekarangannya. Bentuk kolam kreasi petani inidikenal sebagai "kolam pembenihan lele sistem blitar". Secara rinci, kolam pembenihan diterangkan seperti berikut.
Kolam pemeliharaan induk/tempat pemijahan
Pembenihan lele lokal sistem blitar, yaitu kolam tempat pemeliharaan induk sekaligus juga berfungsi sebagai kolam pemijahan. Di sekeliling tepi kolam pemeliharaan induk tersebut dibuat kotak-kotak tempat pemijahan
Bentuk dan luas kolam pemeliharaan induk dan pemijahan ini pada umumnya tergantung pada luas tanah pekarangan yang dimiliki ataupun menurut selera petani. Kolam ini sebaiknya dibuat di pekarangan yang dekat dengan rumah agar mudah dikontrol demi pengamanannya. Bentukkolam sebaiknya empat persegi panjang atau bujur sangkar. Luas kolam disesuaikan dengan selera petani, misalnya 2 m x 3 m sampai 5 m x 10 m. Namun, kedalamannya disarankan tidak kurang dari 1 m.
Kolam pemijahan inisebaiknya memperoleh air irigasiyang terhindar dari pencemaran maupun air buangan dari industriipabrik. Apabila dasar dan dinding kolam disemen maka sebaiknya dasar kolam diberi lapisan pasir dicampur tanah liat setebal 10 cm saja supaya tercipta suasana yang alamiah bagi lele. Supaya lele tidak mudah merayap ke luar kolam diwaktu hujan maka pada bibir kolam dipasangi dinding dari plastik atau kawat kasa selebar 15 cm. Pipa untuk memasukkan air ke dalam kolam dapat dibuat dari pipa paralon atau bambu yang dipasang agak tinggi sehingga jatuhnya air ke dalam kolam sedikit terjal sehingga pelarutan udara ke dalam air cukup baik dan memberi kesegaran bagi ikan-ikan. Untuk mengeluarkan air dari kolam, dibuat pintu air berbentuk monik.
Pintu pembuangan air dapat juga dibuat dari pipa-pipa paralon saja sehingga biayanya menjadi lebih murah. Pintu pembuangan ini berupa pipa tegak di sebelah dalam kolam, berfungsi untuk mengontrol kedalaman air. Pipa yang di luar kolam dapat dilepas sehingga berguna untuk menguras atau mengeringkan kolam secara total. Apabila tanahnya tidak porous dan tidak mudah bocor maka kolam induk dan pemijahan inijuga dapat dibuat dari tanah saja, tanpa disemen. Kotak-kotak pemijahannya juga dapat dibuat dari belahan bambu yang disusun sebagai kotak dan dipasang di tepi kolam.
Kotak pemijahan
Di sekeliling tepi kolam pemeliharaan induk dibuat kotak-kotak tempat lele memijah dan meletakkan telurnya. Ukuran kotak pemijahan tersebut adalah lebar 50 cm, panjang 50 cm, dan kedalaman 60 cm. Kotak-kotak tersebut dibuat dari semen bila kolamnya disemen atau dapat pula dari bambu jika kolamnya berupa kolam tanah. Pada dinding kotak yang menghadap ke dalam kolam induk itu dibuat 2 buah lubang dengan garis tengah '15 cm.Jarak kedua lubang itu 15 cm. Lubang itu sebagaijalan masuk ke dalam kotak bagi lele yang akan memijah. Pada dinding belakang, yakni yang menghadap ke luar kolam, dibuat pula sebuah atau dua buah lubang yang terletak di bagian dasar kotak itu. Tujuannya untuk memudahkan pengeringan dan memanen benih-benih lele. Lubang itu dapat disumbat dan dengan mudah dapat dibuka kembali.
Di dinding atas kotak itu diberi tutup dari kayu dan dapat dibuka jika ruangan dalam kotak hendak dibersihkan. Pada tutup itu diberi beberapa lubang agar suasana di dalam kotak tidak terlalu gelap dan masih ada kesegaran udara (tidak pengap). Jarak antara kotak pemijahan dibuat 75-100 cm sehingga induk-induk lele yang memijah tidak terganggu oleh lele lain yang kebetulan memijah dalam kotak di sebelahnya. Letak kotak-kotak pemijahan itu ada di bagian atas kolam, di dekat bibir tepi kolam, sedemikian rupa sehingga kedalaman air di dalam kotak-kotak itu hanya 30 cm.
Dengan adanya kotak-kotak pemijahan diharapkan lele dapat memijah dan mengasuh anak-anaknya dalam suasana aman dan tenang. Selain itu, peternak juga menjadi mudah mengawasinya. Dasar kotak pemijahan perlu diberi alas berupa pasir yang bersih dari lumpur, tetapi lembut dan bersih. Alas ini dapat juga diberi sedikit ijuk (yang sudah dicuci dan dikeringkan) sebagai tempat melekatnya telur. Kebersihan itu perlu agar telur tidak mudah terkena jamur dan bakteri. Biaya pembuatan bak pemijahan dari semen tentu cukup besar. Konstruksi yang lebih sederhana serta murah biayanya telah dicoba di Balai Benih lkan di Sebulu, Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur pada tahun 1983. Uji coba bak pemijahan ini dimaksudkan sebagai percontohan bagi petani kecil agar dapat membuatnya dari bambu yang mudah diperoleh di perkampungan.
Cara membuat kotak-kotak pemijahan dari bambu yaitu dengan menancapkan cerucuk bambu (bambu belah) berderet tegak di sepanjang pematang (dinding kolam di bagian atas). Di beberapa tempat pada tanggul kolam dibentuk rongga-rongga. Rongga itu berbentuk kotak segi empat dengan ukuran panjang 50 cm, rebar 50 cm, dan tinggi 60 cm. Kotak-kotak itu sebagai dindingnya juga diberi cerucuk bambu supaya tanahnya tidak mudah longsor. Rongga-rongga itu dibuat berderet sepanjang tepi kolam dengan jarak 75-1oo cm. Bagian depan kotak diberi Iubang sebagai pintu masuk bagi lele yang hendak berterur di situ. Bagian atas rongga atau kotak sarang itu juga diberi tutup yang terbuat dari kayu yang mudah dibuka. Tutup kayu itu gunanya untuk memudahkan pengambiran benih pada saat pemanenan. Di daram rongga atau kotak buatan dari bambu itu, ternyata lele juga mau bertelur.
Pengaturan air kolam pemeliharaan induk/pemijahan
Di alam bebas maupun di daram koram, rere tahan.terhadap faktor lingkungan yang tidakterraru baik. Meskipun reretahan terhadap ringkungan comberan, tetapi agar hasil benihnya baik maka tempat pemijahannya memerlukan kondisi air yang segar dan bersih, mengandung cukup oksigen, dan tidak mengandung bahan pencemar. Kolam yang dibuat di pekarangan biasanya akan menerima air limbah dari rumah yang tidak mustahil mengandung sabun dan deterjen. Ini jelas sangat berbahaya untuk ikan. Air PAM (Perusahaan Air Minum)juga kurang baik untuk kolam pemijahan karena mengandung kaporit.
Air kolam pemijahan lele sebaiknya diperoleh dari saluran irigasi yang bebas pencemaran limbah industri. Air sungai yang keruh karena bahan tanah yang tererosi (berwarna cokelat muda) harus disaring dengan saringan pasir atau diendapkan selama 2 hari di dalam bak pengendapan sebelum air itu dimasukkan ke dalam bak pemijahan lele. Apabila digunakan air sumur maka air sumur itu perlu diukur pH-nya sebab kerap kali air sumur bersifat asam (pH rendah). Air asam ini perlu dibubuhi kapur tohor. Kapur tohor sebanyak 2-3 g per m3 atau 3 ppm cukup untuk menaikkan pH menjadi 7,0-7,5. Air dengan pH seperti itu cukup baik untuk mengairi bak pemijahan lele. Kolam tempat pemijahan dan pemeliharaan induk yang telah dipersiapkan dengan baikdapatdiisiairsetinggi kira-kira 80 cm hingga kotak tempat pemijahannya terendam air setinggi 3/4bagian saja. Jumlah induk lele (jantan maupun betina)yang dipelihara di kolam disesuaikan dengan jumlah kotak pemijahan yang dibuat. Sebaiknya jumlah induk jantan sama dengan jumlah kotak pemijahan, sedangkan jumlah betina 1,5 kali jumlah jantannya. Apabila jumlah kotak 6 buah maka induk jantan yang dipelihara sejumlah 6 ekor dan induk betinanya 9 ekor.
Pengelolaan kolam pemeliharaan induk/pemijahan
lnduk lele biasanya bertelur pada awal musim hujan. Namun,lele dapat saja memijah setiap waktu asalkan sudah dapat hamil tua. lnduk lele dapat mencapai kehamilan (telur di dalam indung telurnya berkembang) bila induk lele itu mendapat cukup pakan yang banyak mengandung protein dan vitamin yang diperlukan. Sebaiknya induk lele diberi pakan pelet yang dapat dibeli di toko, secara rutin setiap hari, sebanyak2-3o/o dari bobot seluruh lele yang dipelihara. Kadang-kadang lele perlu diberi pelet yang telah dilumuri minyak ikan kemudian diangin-anginkan agar kering dan lengket. Minyak ikan akan mempercepat perkembangan telur. lnduk lele yang diberi pakan bermutu baik biasanya dapat memijah setiap 2-3 bulan sekali.
Bila telur di dalam perut induk telah berkembang dan matang tentu induk lele itu akan berpasangan dan mulai menggunakan kotak pemijahan. lnduk lele akan kawin dan meletakkan telurnya. Setelah bertelur, keesokan harinya air kolam beibau anyir dan induk lele terlihat berada di depan kotaknya untuk menjaga telurnya itu. Kegiatan menjaga telur ini dilakukan oleh induk betina saja, sedangkan induk jantan akan meninggalkannya.
Lamanya induk betina menungguitelur biasanya seminggu sampai anak-anaknya dapat keluar dari sarang (kotak) tersebut. Sebelum keluar dari sarang, burayak sebaiknya segera diambil (dipanen) saja untuk dipelihara di dalam bak pendederan agar tidak dimakan oleh lele yang lain. Air kolam pemijahan itu sekali-sekali harus dialiri dengan air baru yang segar, tetapi tidak perlu terlalu deras. Meskipun demikian, ketinggian air harus selalu cukup dan kedalamannya tidak berubah. Apabila dikehendakiagar lele cepat memijah maka aliran air perlu dideraskan selama seharian suntuk air keluar masuk. Biasanya aliran air yang deras tersebut akan merangsang induk untuk segera memijah.
Demikianlah Artikel Pembenihan Sistem Blitar
Sekianlah artikel Pembenihan Sistem Blitar kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Pembenihan Sistem Blitar dengan alamat link https://contoh-definisi-pengertian.blogspot.com/2012/07/pembenihan-sistem-blitar.html